MAKALAH
“Origami
Dan Makrame (Simpul-Simpul)”
Dosen
Pengampu : Pak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd
DI
SUSUN OLEH KELOMPOK 10
NO
|
NAMA
|
NPM
|
1.
|
Lawinda
Jeffry Pradana
|
14186206277
|
2.
|
Risa
Khoiriyah S
|
14186206305
|
3.
|
Hadi
Purwanto
|
14186206306
|
4.
|
Kiki
Kurnia S
|
14186206307
|
5.
|
Sinta
Malharina
|
14186206319
|
TAHUN AJARAN 2015 / 2016
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
PGRI TULUNGAGUNG
Jl.
Mayor sujadi timur no.7 tulungagung,
telp
(0355)321426 kode pos 66221
TULUNGAGUNG
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak
perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini,
dengan tulis ikhlas kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orangtua kami, Bapak atau Ibu dosen dan teman-teman yang telah memberikan
bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk
keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Kami selaku penyusun
berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.
Tulungagung, 25 Oktober 2015
Kelompok 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Origami merupakan seni melipat kertas, yang
terkenal berasal dari dan berkembang di Jepang. Sebagai hobi origami memang
terlihat sepele, tapi jika dilihat sebagai sesuatu yang mendidik, origami akan
bermakna sangat besar
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu seni origami ?
2. Apa
itu seni makrame ?
1.3
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui Apa itu seni origami
2. Untuk
mengetahui Bagaimana cara pembuatan seni
origami
3. Untuk
mengetahui Apa itu seni makrame
4. Untuk
mengetahui Bagaimanakah cara pembuatan
seni makrame
BAB
II
PEMBAHASAN
ORIGAMI
2.1
Pengertian
Origami
Origami (折り紙), dari ori yang
berarti “lipat”, dan kami yang berarti “kertas” merupakan seni tradisional
melipat kertas yang berkembang menjadi suatu bentuk kesenian yang modern.
Origami adalah sebuah
seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau
kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu
hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.
Secara umum untuk membuat
origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang
menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan
kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam
sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak
berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah dan
sebagainya.
2.1.1
Sejarah
Origami di Jepang
Origami merupakan satu
kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan
pada abad pertama 1 di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasih yang
bernama Ts’ai Lun. Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain
berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami
yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan
kotak.
Pada abad ke-6, cara
pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun
610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (Zaman Asuka), seorang biksu
Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea)
datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Kemudian seni
ini berkembang mula-mula pada zaman Muromachi (1333-1568) dan kemudian pada Zaman
Edo (1603–1868). Karena harganya yang sangat mahal pada masa itu, penggunaannya
terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan seremonial seperti untuk Noshi. Terpisah
dari itu, berkembang pula kesenian melipat kertas di Eropa, yang disebarkan
dari Mesir dan Mesopotamia ke Spanyol pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa barat. Sebuah karya origami tradisional berbentuk bangau. Untuk
waktu yang lama, model-model yang dikenal hanya terbatas pada model-model
tradisional seperti bangau di Jepang dan pajarita di Spanyol. Akira Yoshizawa (1911–2005)
membuat inovasi dengan menciptakan model-model baru yang kemudian membawa
perubahan besar dalam perkembangan origami. Beliau menciptakan sebuah sistem
penggambaran sistemastis (yang disebut diagram)) untuk menunjukkan
langkah-langkah pelipatan suatu model yang dapat disebarluaskan dan dipahami
oleh banyak pihak. Sistem ini adalah dasar dari Sistem Yoshizawa-Randlett yang
sekarang lazim digunakan untuk instruksi lipat model origami.
Origami pun menjadi
populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal
Jepang yang disebut Washi. Washi (和紙, Washi?) atau Wagami
adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang.
Dibandingkan kertas produksi mesin, serat dalam washi lebih panjang sehingga
washi bisa dibuat lebih tipis, namun tahan lama, tidak cepat lusuh atau sobek.
Origami merupakan kesenian tradisional dari Jepang.
Produksi washi sering
tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang,
washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami,
Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto,
bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan
perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah
dan pelapis pintu dorong. Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas
sehingga uang kertas yang terkenal kuat dan tidak mudah lusuh
2.1.2
Tokoh
dan Seniman Origami
Seorang pembuat origami
biasa disebut sebagai paperfolder (pelipat kertas). Para pelipat kertas ini
bisa merupakan suatu kumpulan orang-orang dari berbagai latar belakang yang
sangat berbeda seperti, seniman, ilmuwan atau juga para pecinta
sepertiibu-ibu/orang dewasa, anak-anak, dan remaja. Bahkan para pendidik hingga
ahli terapi. Pada umumnya, orang menganggap origami adalah oleh, dan, untuk
anak-anak, atau sebagai pelatihan keterampilan. Akan tetapi, akhir-akhir ini
origami telah menjadi populer sebagai sebuah bentuk hobi bagi orang dewasa.
Maka dari itu, kegunaan origami tidak hanya sebagai seni keterampilan atau
untuk membuat mainan dari kertas saja. Origami pun memiliki banyak
kegunaan/fungsi bagi kehidupan masyarakat Jepang.
Dewasa ini seni origami
sudah berkembang semakin maju dan banyak seniman origami bermunculan. Origami
yang diciptakan oleh kalangan seniman ini benar benar sangat indah bercita rasa
seni yang sangat tinggi. Susah untuk dipercayai bahwa banyak bentuk yang bisa
diciptakan oleh selembar kertas utuh tanpa memotong ataupun menggunakan perekat
namun hanya mengandalkan lipatan saja. Salah satu seniman origami paling
terkenal saat ini adalah Satoshi Kamiya yang mampu membuat berbagai bentuk
origami sulit hanya dari selembar kertas dan sekali lagi tanpa memotongnya sama
sekali. Karya origami berbentuk seekor naga menurunya adalah yang paling sulit
karena membutuhkan waktu sampai beberapa bulan untuk mengerjakannya. Karya
sejenis juga banyak dijumpai namun banyak diantaranya yang dibuat bukan dari
satu lembar kertas utuh jadi tingkat kesulitannya tentu saja berbeda.
Berikut ada beberapa tokoh dan seniman
origami, antara lain :
1.
Tokoh
Origami:
Tomoko Fuse ,Robert J.Lang ,Akira Yozhizawa ,Kusho
Uchiyama ,Ihara Saikaku, dan lain-lain.
2.
Seniman
Origami:
Chris Palmer ,Eric Gjerde ,Polly Verity ,Joel Cooper
,Christine Edison ,Ray Schamp ,Roberto Gretter ,Goran Konjevod ,Cristiane
Bettens, dan lain-lain
2.1.3
Perkembangan Origami di
Indonesia
Di Indonesia sendiri
origami bisa dikatakan memiliki ruang khusus bagi penggemarnya. Sejak di Play
Group hingga taman kanak-kanak (TK), pelajaran keterampilan melipat kertas
sudah diajarkan, mulai dari melipat kertas menjadi kipas, bunga, sampai hewan.
Tapi beranjak dewasa, seni keterampilan itu tidak lagi dipelajari di sekolah,
lambat laun orang mulai melupakan seni lipat ini. Namun diluaran, seni melipat
kertas justru berkembang pesat, bahkan menjadi nilai tersendiri yang bernilai
seni.
Seni melipat kertas
yang sangat populer di negeri sakura ini, merujuk pada seni melipat kertas
menjadi suatu bentuk atau gambaran tertentu. Bentuk yang dimaksud bisa berupa
hewan, tumbuhan, ataupun benda tertentu. Dalam membuat origami dibutuhkan
ketelitian, kesabaran, dan ketekunan.
Anda bisa menciptakan
berbagai bentuk sesuai keinginan melalui teknik origami. Seni origami sangat
menyenangkan. Tidak hanya anak-anak, kaum muda dan orangtua pun banyak yang
menyukai kegiatan ini. Hal itu membuat origami sebagai salah satu seni
kerajinan tangan yang berkembang cepat di dunia. Selain menyenangkan, kegiatan
ini memiliki banyak manfaat lain, di
antaranya dapat meningkatkan kreativitas dan motorik halus anak.
Pasalnya, membuat origami membutuhkan ketelitian dan imajinasi sehingga saraf
otak akan bekerja dengan baik. Tentu saja, dampaknya akan positif bagi
perkembangan otak.
2.1.4
Manfaat Origami
Manfaat apa yang akan didapat saat belajar origami secara
konsisten adalah:
a.
Anda akan semakin akrab dengan konsep-konsep dan
istilah-istilah Matematika geometri, karena pada saat bunda atau sorang guru
menerangkan origami akan sering menggunakan istilah matematika
geometri contohnya : garis, titik, perpotongan 2 buah garis, titik pusat,
segitiga, dll.
b.
Bermain origami akan meningkatkan
keterampilan motorik halus ananda , menekan kertas dengan ujung-ujung jari
adalah latihan efektif untuk melatih motorik halus ananda.
c.
Meningkatkan dan memahami pentingnya akurasi, saat
membuat model origami terkadang kita harus membagi 2, 3 atau lebih kertas, hal
ini membuat ananda belajar mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta
keakuratannya.
d.
Meningkatkan citra diri dan bakat ananda.
e.
Saat bermain origami ananda akan
terbiasa Belajar mengikuti instruksi yang runut.
f.
Mengembangkan pemikiran logis
g.
Bermain origami secara konsisten
juga merupakan latihan berkonsentrasi, membuat sebuah model origami tentu saja
membutuhkan konsentrasi,dan hal ini dapat dijadikan sebagai ajang latihan untuk
memperpanjang rentang konsentrasi seorang anak, dengan syarat origaminya
dilakukan secara kontinyu dan model yang diberikan bertahap dari yang paling
mudah yang dapat dikerjakan oleh ananda lalu terus ditingkatkan sesuai kemampuanya.
h.
Meningkatkan persepsi visual dan spasial
i.
Mendapatkan untuk tahu lebih banyak tentang hewan
dan lingkungan mereka, ha ini karena bentuk origami yang dibuat dapat dililih
oleh kita dan dapat dijadikan sebagai media pengenalan hewan dan lingkungan
ananda.
j.
Memperkuat ikatan emosi antara orang tua dan anak,
bermain origami disertai komunikasi yang menyenangkan ini akan membangun ikatan
yang sungguh baik antara anak dan orang tua atau guru dan murid.
2.1.5
Jenis
- Jenis Origami
Mengenai masalah jenis origami, origami dikenal memiliki dua jenis model yaitu
model tradisional dan model orisinal atau dapat disebut juga dengan model
modern. Model tradisional merupakan model yang umum/populer dan biasanya tidak
dikenal lagi siapa yang mendesain pertama kalinya. Meski jumlahnya banyak
sekali,biasanya model tradisional ini merupakan bentuk-bentuk lama. Sementara
model orisinal merupakan karya-karya kontemporer buatan masing-masing para
pelipat kertas dan dicantumkan namanya sebagai hak cipta mereka.
Untuk
model atau bentuk tradisional, model yang sangat melekat dan terkenal bagi
masyarakat Jepang, antara lain:
A. Tsuru (burung bangau)
Burung
bangau memiliki sifat yang kuat, manis, cantik, dan mempunyai suara yang
istimewa sehingga orang Jepang sangat menghargai arti pentingnya burung bangau
ini. Oleh karena itu, bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk origami paling tradisional dan paling indah dan
berkembang menjadi subjek favorit dari origami.
Menurut
Meghan Krane dalam Wijaya (skripsi 2010:4-5) bentuk burung bangau pun dipilih
sebagai subjek kebudayaan Jepang yang sangat berharga. Ada bermacam-macam versi
bahwa burung bangau mempunyai arti dapat membawakan kehormatan, kesetiaan yang
abadi, bahkan ada yang mengartikan bahwa pasangan pengantin akan selalu abadi
tanpa berpisah. Simbol burung bangau ini banyak digunakan orang Jepang sebagai
bahan lambing dan merupakan tema pada seni kerja yang terkenal. Oleh karena
burung bangau disebut sebagai burung keagungan atau burung kemuliaan, dimana
dapat dijadikan teman dalam kehidupan dan akan sangat setia pada pendamping
hidupnya.
Menurut
legenda yang ada di Jepang, mengatakan bahwa barang siapa yang melipat 1000
bangau kertas (senbazuru) maka harapannya akan
terpenuhi/dikabulkan, ataupun dapat menyembuhkan penyakit.
B. Katashiro
Bentuk
katashiro ini telah dipergunakan pada masa kuno dalam upacara-upacara Shinto di
Kuil Ise. Katashiro adalah representasi simbolik seorang dewa yang terbuat dari
guntingan kertas khusus yang disebut jingo yoshi (kertas
kuil). Bekas-bekas katashiro masih dapat dilihat dalam guntingan berbentuk
manusia yang kini dipergunakan dalam berbagai upacara penyucian dan dalam
guntingan berbentuk boneka yang dipamerkan dalam festival boneka di bulan
Maret.
Sedangkan
untuk model/bentuk modern
Perkembangan origami modern dipelopori oleh Akira Yoshizawa pada tahun 1950-an. Akira
mempelopori origami modern dengan
membuat origami dengan mengambil berbagai model realistik
dari binatang, benda atau bentuk-bentuk dekoratif.
Model origami ini berbeda dengan origami tradisional Jepang yang telah ada
sebelumnya Berbagai jenis bahan baik kertas atau material lembaran dipergunakan
dan origami modern tidak sekedar melipat tetapi
juga melibatkan teknik menggunting, merekatkan atau menjepit kertas.
Jenis-jenis origami modern yang ada saat ini, antara lain:
A. Origami Pureland
Gaya
pureland dikembangkan oleh John Smith dengan tujuan memudahkan para pemula
dalam membuat suatu model origami. Pada
origami, gaya pureland terdapat persyaratan unik bahwa dalam setiap langkah
hanya dibolehkan sekali melipat. Maka, lipatan yang digunakan hanyalah lipatan
gunung dan lipatan lembah.
B. Origami Modular
Pada
origami modular, dari setiap lembar kertas dibentuk menjadi sebuah modul.
Seluruh modul selanjutnya disatukan dengan cara direkatkan atau dijepit menjadi
suatu bentuk model tertentu, seperti binatang, bangunan atau bunga.
C. Origami Teknis
Berbeda
dengan gaya origami lainnya yang banyak
didasarkan pada cara coba-coba melipat agar menghasilkan suatu bentuk tertentu,
pembuatan origami teknis (origami sekkei) diawali dengan mengkaji secara
matematis bentuk-bentuk bidang yang diperlukan dari
model yang akan dibuat lalu membuat pola dari jejak lipatan yang
harus dibuat pada kertas.
2.1.6
Bahan
dan Alat Untuk Membuat Origami
Namanya saja seni melipat kertas, bahan yang paling
dibutuhkan tentu saja kertas itu sendiri. Bahkan, aslinya memang hanya dari
selembar kertas tanpa tambahan bahan atau alat apapun. Standar karakteristik
kertas agar mudah dan enak dilipat-lipat yaitu yang tipis namun kuat. Sebaiknya
bukan kertas yang tebal (semacam karton tebal), atau terlalu lentur (seperti
kertas tisu) karena itu akan menyulitkan.
Biasanya kertas yang digunakan untuk origami berwarna-warni. Warna umumnya hanya ada
pada satu sisi sementara sisi lainnya putih polos. Akan tetapi, pada
perkembangannya menjadi bermacam-macam, seperti berwarna pada kedua sisi atau
bercorak/berpola sehingga semakin menarik
Jenis-jenis
kertas yang biasa digunakan untuk membuat origami pada
saat ini antara lain:
A.
Kami adalah kertas berbentuk bujur sangkar ukuran 2,5 cm hingga
25 cm, dengan satu sisi berwarna dan sisi lainnya berwarna putih. Sisi yang
berwarna ada yang berwarna gradasi, dua warna atau bermotif. Kami menyerupai
kertas marmer yang kita kenal.
B.
Washi adalah kertas tradisional yang umum
digunakan untuk
membuat
origami di Jepang. Kertas washi lebih
tebal dan kuat dari kertas biasa, sangat menarik serta sangat mahal
Kertas washi ini aslinya dipakai untuk pembatas ruang
rumah tradisional di Jepang. Dimana menurut sejarahnya, sejak dahulu orang
Jepang mempelajari cara untuk menggunakan serat kulit kayu dari semak belukar
seperti kozo dan gampi untuk
membuat kertas yang tipis tetapi kuat. Kertas tersebut digunakan di rumah-rumah
untuk pintu geser fusuma dan pembatas byobu. Selembar kertas yang kuat diperlukan untuk hal
ini, sehingga pabrik-pabrik mengembangkan teknik untuk menempatkan serat-serat
tersebut dalam sejumlah lapisan. Kertas ini nantinya dapat digunakan untuk
menutupi ruang-ruang kosong pada pintu geser shoji, yang
memberikan kadar privasi tetapi sinar masih dapat menembusnya. Lentera chochindan lampu andon, yang banyak
digunakan dari akhir abad ke-12 sampai abad ke-17 dan setelahnya, juga
membiarkan sedikit sinar melewati kertas. Lentera chochin yang dapat dilipat membutuhkan kertas yang
cukup kuat untuk menahan pengulangan proses melipat dan membuka lipatan setiap
kali lampu ini disimpan, kemudian digunakan lagi nantinya. Jenis kertas
tersebut merupakan kertas washi, yang kemudian
dianggap cocok juga untuk origami. Kertas washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga
uang kertas Yen sangat kuat dan tidak
mudah lusuh.
C.
Kertas printer atau kertas fotokopi biasa, berat 70 – 90 gram. Umumnya
digunakan untuk latihan membuat origami. Karena selain mudah didapat, harganya
pun murah.
D.
Kertas berlapis foil, memiliki warna mengkilap dari
lapisan aluminium tipis di satu sisinya. Umumnya digunakan untuk membuatorigami bagi keperluan dekorasi. Sejalan dengan
perkembangan zaman, bahan yang digunakan untuk origami tidak
hanya kertas. Jenis material lembaran seperti seng atau aluminium juga
digunakan untuk origami dengan tujuan
tertentu. Walaupun demikian, kertas tetap merupakan bahan yang umum digunakan.
Pada awalnya, origami tidak memerlukan alat apapun, karena hanya diperlukan
keterampilan dalam melipat. Namun, pada beberapa gaya origami modern diperlukan
beberapa alat dan bahan tambahan seperti gunting, perekat, cat warna dan klip
kertas.
DAFTAR PUSTAKA
Kamaril, Cut. 2002. Pendidikan
Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka
Tim Bina Karya Guru. 2010. Seni
Budaya Dan Ketrampilan Untuk Sekolah Dasar Kelas Lima. Jakarta: Erlangga
Sumber Lain:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031-BANDI_SOBAN DI/kerajinan_makrame_%28makalah%29.pdf
Posting Komentar